Lancashire, Inggris, Ada beberapa gangguan yang terjadi
saat tidur, salah satunya adalah tertidur tapi tanpa sadar melakukan
hubungan seks. Seperti dialami Stephen Davis yang memiliki gangguan
sexsomnia (tertidur tapi sambil bercinta) selama 5 tahun.
Stephen (27 tahun) memiliki seksomnia selama 5 tahun, ia melakukannya dengan pasangannya Kelly Rampling (27 tahun). Para ahli mengungkapkan seksomnia adalah seseorang yang sering tidak memiliki ingatan apa yang telah dilakukannya. Saat ini keduanya sudah memiliki seorang anak laki-laki bernama Harrison (2 tahun).
"Saya mulai melihat hubungan seks di tengah malam sangat berbeda dengan bagaimana kita bercinta di waktu yang lain, tidak ada ciuman, tidak ada foreplay. Dia hanya melakukan lalu mengucapkan terimakasih," ujar Kelly, seperti dikutip dari The Sun, Selasa (31/1/2012).
Kelly mengungkapkan ia mencoba untuk berbicara dengan Stephen ketika berhubungan seks, matanya terbuka tapi tatapan matanya kosong dan tidak ada respons sama sekali. Kelly bahkan menuturkan ia seperti berhubungan seks dengan zombie.
"Saat itu aku menyadari Stephen berhubungan seks dalam tidurnya. Itu 5 tahun lalu dan meski kita masih memiliki kehidupan seks yang sehat, kami bercinta 4-5 kali dalam seminggu, ia masih menderita sexsomnia," ujar Kelly.
Kondisi yang dialaminya ini cukup membuat Kelly merasa terganggu dan melelahkan, bahkan memalukan dibanding dengan kondisi medis. Terkadang Kelly terbangun di malam hari dan menemukan dirinya berbaring di atas Stephen.
"Biasanya ketika saya melakukannya, saya akan mendapatkan wajah pemarah Kelly ketika bangun di pagi hari. Saya tidak pernah terbangun di tengah tidur, jujur saja saya sangat malu dengan kenyataan ini," ujar Stephen.
Stephen menuturkan teman-temannya mengira ia serakah dan tertawa ketika mendengar hal tersebut, tapi Stephen merasa itu bukanlah suatu hal yang lucu jika seseorang mengalami hal yang sama.
"Lima tahun adalah waktu yang lama bagi Kelly dan Stehphen dalam menghadapi sexsomnia, tapi untungnya mereka memiliki komunikasi yang baik. Karena kondisi ini bisa menggangu hubungan yang ada," ujar Dr Pam Spurr, relationship expert.
Dr Spurr menuturkan masalah seks kadang sulit untuk dibahas karena tidak semua orang mau terbuka mengenai gangguan seksualnya. Kondisi ini bisa menghancurkan hubungan yang ada.
Sexsomnia merupakan perilaku umum yang mencakup kenikmatan diri sendiri, pendekatan psikologis klinis seperti terapi stres bisa membantu dan pola tidur yang rutin bisa meringankan masalah.
Peneliti dari Kanada menemukan 1 dari 12 orang mengaku terlibat atau memulai aktivitas seksual saat tidur. Pengobatan terbaiknya adalah mendapatkan saran dari ahli dalam kedokteran tidur.
Sama seperti gangguan tidur pada umumnya, seksomnia juga disertai gejala-gejala seperti gelisah, insomnia, maupun depresi. Penyebabnya bisa karena konsumsi alkohol, menggunakan obat-obatan terlarang, insomnia dan kafein.
Kondisi ini lebih sering dialami oleh laki-laki, yakni 11 persen laki-laki sedangkan pada wanita hanya 4 persen. Secara keseluruhan, gangguan sexsomnia dialami oleh 7,6 persen pasien.
Stephen (27 tahun) memiliki seksomnia selama 5 tahun, ia melakukannya dengan pasangannya Kelly Rampling (27 tahun). Para ahli mengungkapkan seksomnia adalah seseorang yang sering tidak memiliki ingatan apa yang telah dilakukannya. Saat ini keduanya sudah memiliki seorang anak laki-laki bernama Harrison (2 tahun).
"Saya mulai melihat hubungan seks di tengah malam sangat berbeda dengan bagaimana kita bercinta di waktu yang lain, tidak ada ciuman, tidak ada foreplay. Dia hanya melakukan lalu mengucapkan terimakasih," ujar Kelly, seperti dikutip dari The Sun, Selasa (31/1/2012).
Kelly mengungkapkan ia mencoba untuk berbicara dengan Stephen ketika berhubungan seks, matanya terbuka tapi tatapan matanya kosong dan tidak ada respons sama sekali. Kelly bahkan menuturkan ia seperti berhubungan seks dengan zombie.
"Saat itu aku menyadari Stephen berhubungan seks dalam tidurnya. Itu 5 tahun lalu dan meski kita masih memiliki kehidupan seks yang sehat, kami bercinta 4-5 kali dalam seminggu, ia masih menderita sexsomnia," ujar Kelly.
Kondisi yang dialaminya ini cukup membuat Kelly merasa terganggu dan melelahkan, bahkan memalukan dibanding dengan kondisi medis. Terkadang Kelly terbangun di malam hari dan menemukan dirinya berbaring di atas Stephen.
"Biasanya ketika saya melakukannya, saya akan mendapatkan wajah pemarah Kelly ketika bangun di pagi hari. Saya tidak pernah terbangun di tengah tidur, jujur saja saya sangat malu dengan kenyataan ini," ujar Stephen.
Stephen menuturkan teman-temannya mengira ia serakah dan tertawa ketika mendengar hal tersebut, tapi Stephen merasa itu bukanlah suatu hal yang lucu jika seseorang mengalami hal yang sama.
"Lima tahun adalah waktu yang lama bagi Kelly dan Stehphen dalam menghadapi sexsomnia, tapi untungnya mereka memiliki komunikasi yang baik. Karena kondisi ini bisa menggangu hubungan yang ada," ujar Dr Pam Spurr, relationship expert.
Dr Spurr menuturkan masalah seks kadang sulit untuk dibahas karena tidak semua orang mau terbuka mengenai gangguan seksualnya. Kondisi ini bisa menghancurkan hubungan yang ada.
Sexsomnia merupakan perilaku umum yang mencakup kenikmatan diri sendiri, pendekatan psikologis klinis seperti terapi stres bisa membantu dan pola tidur yang rutin bisa meringankan masalah.
Peneliti dari Kanada menemukan 1 dari 12 orang mengaku terlibat atau memulai aktivitas seksual saat tidur. Pengobatan terbaiknya adalah mendapatkan saran dari ahli dalam kedokteran tidur.
Sama seperti gangguan tidur pada umumnya, seksomnia juga disertai gejala-gejala seperti gelisah, insomnia, maupun depresi. Penyebabnya bisa karena konsumsi alkohol, menggunakan obat-obatan terlarang, insomnia dan kafein.
Kondisi ini lebih sering dialami oleh laki-laki, yakni 11 persen laki-laki sedangkan pada wanita hanya 4 persen. Secara keseluruhan, gangguan sexsomnia dialami oleh 7,6 persen pasien.
0 komentar:
Posting Komentar